Medan | — Tak banyak toko di pasar tradisional yang mampu bertahan lebih dari tiga dekade. Namun Toko Idola Fashion di Pasar IV Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, justru membuktikan bahwa kepercayaan dan kerja keras bisa mengalahkan zaman. Di baliknya, berdiri nama yang tak asing lagi bagi pelaku UMKM Sumatera Utara: H. Anas Tanjung.
Lahir di Padang, 2 Februari 1969, H. Anas tumbuh dalam lingkungan sederhana yang mengajarkan nilai-nilai kejujuran dan kerja keras. Pada usia 16 tahun, ia memutuskan merantau ke Medan, menyusul keluarganya yang lebih dulu menetap di Binjai.
Alih-alih menjadi karyawan seperti kebanyakan perantau lainnya, Anas memilih jalan yang tak mudah: berdagang. Ia percaya bahwa kemandirian ekonomi hanya bisa diraih dengan membuka usaha sendiri, meski dimulai dari yang paling kecil.
Langkah Awal dari Pulo Brayan
Pada tahun 1989, dengan modal terbatas, Anas membuka lapak kecil di kawasan Pulo Brayan, Medan. Ia menjual pakaian harian untuk anak dan dewasa. Semua pekerjaan ia lakukan sendiri: dari memilih stok barang, melayani pembeli, hingga membersihkan kios setiap hari.
Namun di tahun yang sama, ia melihat potensi lebih besar di kawasan Pasar IV Desa Manunggal. Tanpa ragu, ia memindahkan tokonya ke lokasi tersebut — langkah yang kemudian menjadi titik balik dari perjalanan bisnisnya.
“Awalnya buka di Pulo Brayan, tapi sejak 1989 pindah ke Pasar IV Desa Manunggal. Di sanalah usaha Idola Fashion terus bertahan hingga sekarang,” kata H. Anas kepada JatanrasNews.com, Jumat (25/7/2025).
Bertahan di Tengah Arus Zaman
Selama lebih dari 30 tahun, Toko Idola Fashion tetap berdiri meski dihantam berbagai tantangan — mulai dari krisis ekonomi, persaingan dengan pusat perbelanjaan modern, hingga pandemi COVID-19.
Kunci keberhasilan H. Anas? Kepercayaan, konsistensi, dan relasi emosional dengan pelanggan. Ia tak hanya menjual pakaian, tetapi juga menjual pengalaman dan pelayanan yang tulus. Banyak pelanggan yang telah setia selama puluhan tahun, bahkan hingga anak-anak mereka turut berbelanja di toko yang sama.
Panutan Bagi Pelaku UMKM
Di tengah derasnya arus digitalisasi dan platform online, Anas tak goyah. Ia tetap percaya pada kekuatan interaksi langsung dan kehangatan toko tradisional. Lebih dari itu, ia juga aktif berbagi pengalaman kepada pelaku UMKM lain — memotivasi dan memberi kiat sederhana untuk memulai usaha dari nol.
“Usaha itu soal ketekunan. Jangan cepat menyerah. Hari ini mungkin belum laku, tapi besok tetap buka. Kita nggak pernah tahu rezeki datang dari mana,” ucapnya bijak.
Mimpi yang Dijahit dari Pasar
Kini, di usia 56 tahun, H. Anas Tanjung masih dengan semangat yang sama: menyapa pelanggan, menjaga kualitas produk, dan terus menjadi pengusaha lokal yang menginspirasi.
Dari sebuah lapak kecil di Pulo Brayan, kini ia telah menjelma menjadi ikon UMKM Sumut. Sosoknya mengajarkan bahwa tak ada mimpi yang terlalu besar jika dijahit dengan ketekunan dan niat yang tulus.
(Ibnu)


