Rabu, Oktober 22, 2025
24 C
Medan
Rabu, Oktober 22, 2025
spot_img

Densus 88 AT Polri Jadi Narasumber Sosialisasi Pencegahan Radikalisme di Kabupaten Karo

Kabanjahe, Karo — Pancapena.com – Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) Polri Sumatera Utara menjadi narasumber utama dalam kegiatan Sosialisasi Pencegahan Bahaya Radikalisme dan Terorisme yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sumatera Utara, bekerja sama dengan Kesbangpol Kabupaten Tanah Karo. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 25 September 2025 di Aula Van Hall, Jalan Samura, Kabanjahe, Kabupaten Karo.

Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB ini diikuti oleh sekitar 200 peserta yang terdiri dari siswa SMA/SMK, mahasiswa, dan 10 guru pendamping dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di wilayah Tanah Karo. Hadir pula sejumlah pejabat penting, antara lain Kepala Bidang Wasnas dan Penanganan Konflik Kesbangpol Sumut Emir Mahbob Lubis, S.STP., M.AP, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Sumut Dr. Zulkarnain, M.A., ICAP, serta Kepala Kesbangpol Tanah Karo Tetap Ginting.

Dalam sambutannya, Kombes Pol Dr. Didik Novi Rahmanto, S.I.K., M.H, selaku Kasatgaswil Sumut Densus 88 AT Polri, menyampaikan bahwa meskipun situasi di masyarakat terlihat kondusif, kelompok-kelompok radikal masih terus melakukan aktivitas secara tersembunyi, dengan menyasar kalangan muda sebagai target utama.

“Perekrutan anggota kelompok radikal seringkali terjadi melalui media sosial, penyebaran hoaks, hingga game online. Karena itu, penting bagi generasi muda untuk membekali diri dengan literasi digital dan sikap kritis terhadap informasi yang mereka terima,” jelas Kombes Didik.

Ia juga menekankan bahwa narasi-narasi global seperti konflik internasional sering dimanfaatkan kelompok radikal untuk memengaruhi pola pikir anak muda. Menurutnya, bentuk terorisme modern tidak selalu dapat dikenali dari penampilan, tetapi bisa dilihat dari perubahan pola interaksi sosial seseorang di lingkungan sekitar.

Sementara itu, Dr. Zulkarnain, dalam pemaparannya, menjelaskan keterkaitan antara radikalisme dan terorisme. Ia menyampaikan bahwa meskipun tidak semua orang berpaham radikal menjadi teroris, setiap pelaku terorisme pasti berawal dari pemikiran radikal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.

“Yang paling penting adalah membentengi diri dengan pemahaman kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, serta budaya lokal yang menjunjung tinggi toleransi dan persatuan,” ujar Dr. Zulkarnain.

Sesi tanya jawab menjadi salah satu momen menarik dalam kegiatan tersebut, di mana para peserta antusias mengajukan pertanyaan seputar penyebab radikalisasi, cara mencegahnya, serta peran generasi muda dalam menjaga keutuhan bangsa.

Menanggapi hal tersebut, Kombes Didik mengajak seluruh peserta agar berani menjadi agen pencegahan dengan menyebarkan pesan-pesan moderasi, serta menjauhi konten yang bersifat provokatif dan memecah belah.

Di akhir kegiatan, Kepala Kesbangpol Tanah Karo, Tetap Ginting, menyampaikan bahwa nilai-nilai budaya Karo yang menjunjung tinggi rasa kebersamaan dan gotong royong dapat menjadi fondasi penting dalam menolak segala bentuk paham radikal.

Kegiatan sosialisasi ini ditutup dengan deklarasi bersama untuk menolak radikalisme dan terorisme serta komitmen peserta untuk menjadi bagian dari solusi, bukan korban dari penyebaran paham ekstrem di lingkungan mereka masing-masing.

(Heri)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
22,700PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru