PIDIE JAYA – Pancapena.com – Kapolres Pidie Jaya, AKBP Ahmad Faisal Pasaribu, S.H., S.I.K., M.H., memimpin kegiatan Jumat Curhat yang mengangkat tema pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Jumat, 29 Agustus 2025. Kegiatan yang berlangsung di Aula Tahthya Dharaka Polres Pidie Jaya, Gampong Teungkluet, Kecamatan Trienggadeng, ini menjadi ajang dialogis antara aparat penegak hukum dan masyarakat guna mencari solusi nyata atas persoalan Karhutla.

Dalam sambutannya, Kapolres menegaskan bahwa pencegahan Karhutla tidak cukup hanya dengan penindakan hukum, melainkan perlu pendekatan edukatif, kolaboratif, dan partisipatif. Ia mengajak semua pihak—mulai dari pemerintah daerah, TNI, Polri, hingga masyarakat—untuk saling bersinergi.
“Polri tidak serta-merta mempidanakan masyarakat. Kita ingin mencari solusi bersama yang bisa diterima semua pihak. Pencegahan Karhutla harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan,” ujar AKBP Ahmad Faisal.
Pemantauan potensi Karhutla, lanjutnya, akan didukung oleh teknologi, seperti aplikasi Lancang Kuning, serta laporan dari Bhabinkamtibmas di lapangan. Hal ini dilakukan agar deteksi dini bisa dilakukan secara cepat dan tepat sasaran.
Acara turut dihadiri oleh Pabung Dim 0102 Pidie/Pidie Jaya Kapten Inf Ruslan, perwakilan BPBD, Dinas Perkebunan, jajaran Polres Pidie Jaya, serta tokoh masyarakat mulai dari Keuchik hingga Panglima Gle dari berbagai gampong.
Dalam sesi dialog, para Keuchik dan Panglima Gle menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi, seperti keterbatasan alat berat untuk membuka lahan serta maraknya warga pendatang yang membuka lahan tanpa izin atau koordinasi dengan aparatur desa.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres mendorong pendekatan gotong royong serta penggunaan alat berat secara kolektif agar pembukaan lahan dapat dilakukan secara legal dan ramah lingkungan tanpa pembakaran.
Kegiatan Jumat Curhat ini dinilai berhasil mempererat komunikasi antara masyarakat dan aparat penegak hukum. Polres Pidie Jaya berharap pendekatan humanis dan dialogis seperti ini dapat membentuk kesadaran bersama dalam menjaga lingkungan dari ancaman Karhutla.
(Nyak Joni)


