Jumat, Juli 18, 2025
27.2 C
Medan
Jumat, Juli 18, 2025
spot_img

Pak” Kapolda, Tolong, Berantas Judi Tembak Ikan , Di Jln M, Basir Kecamatan , Medan Marelan,



“Di Ujung Peluru Mesin Tembak Ikan: Hukum Dilecehkan, Generasi Dikorbankan di Medan Marelan”


Di Jalan M. Basir, Kecamatan Medan Marelan, tragedi moral tengah berlangsung di balik gemerlap lampu mesin tembak ikan. Bukan sekadar permainan, ini adalah bentuk perjudian terang-terangan yang mencabik-cabik harapan masyarakat kecil, memupus masa depan anak-anak, dan menginjak-injak martabat hukum.

Betapa memilukannya ketika hukum seolah hanya menjadi simbol kosong, tak mampu menyentuh lingkaran setan judi yang semakin hari semakin menggila. Instruksi tegas Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, agar segala bentuk perjudian diberantas tanpa kompromi, tampaknya hanya bergema di atas kertas—tak menyentuh aspal Jalan M. Basir yang kini jadi pusat peredaran uang haram.

Aparat penegak hukum, yang seharusnya berdiri sebagai benteng keadilan, justru terlihat membisu. Masyarakat resah, anak-anak kehilangan arah, dan negara seolah kehilangan wibawa di hadapan mesin tembak ikan yang terus berputar menggilas akhlak dan nilai.

Lebih tragis lagi, muncul kabar soal “jatah tutup mulut” yang konon dibagikan rutin setiap tanggal 2 di Lapangan Mabar. Nama-nama seperti Doyok dan Titin disebut-sebut sebagai perantara, mengatur aliran uang dari pemilik judi yang diduga bernama Cici—sosok misterius yang bisnis haramnya meluas hingga ke Desa Paluh Manan, Dusun 2, Hamparan Perak.

Pertanyaannya, ada apa dengan hukum kita? Apakah aparat telah kehilangan daya, ataukah kekuasaan telah dikalahkan oleh amplop-amplop penuh godaan?

Sudah saatnya Kapolda Sumatera Utara dan seluruh jajaran hukum membuka mata dan menindak tegas praktik haram ini. Karena jika tidak, kita sedang menyaksikan kehancuran perlahan-lahan—bukan oleh senjata, tapi oleh mesin tembak ikan yang mengoyak nurani dan masa depan bangsa.

Judi bukan hanya persoalan hukum. Ia adalah ancaman laten terhadap moral, pendidikan, dan cita-cita Indonesia. Jika hari ini kita diam, maka esok kita menangisi generasi yang telah kalah sebelum bertarung. ( Pp01)


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
22,400PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru